Gus Baha; Kyai nya Para Kyai
Dalam salah satu kesaksian Pak Rukhin mengenai gurunya yaitu Gus Baha, Gus Baha bukan lah seorang ulama sembarangan. Hal itu terbukti bahwasanya ketika ketika Gus Baha masih ngontrak di Jogja, Gus Baha mempunyai waktu khusus untuk ngaji yang dikhususkan hanya untuk orang-orang yang benar-benar sudah jadi kyai.
Fakta tersebut secara jelas tertulis dalam buku kisah perjalanan Pak Rukhin dalam menemukan Gus Baha.
Sebelum Pak Rukhin ketemu Gus Baha, Pak Rukhin memang pada waktu itu sedang mencari guru yang sekiranya dapat membimbing hidupnya -yang menurut beliau sangat berantakan.
Singkat cerita, beliau tiba-tiba diajak untuk ngaji oleh temannya pada ulama yang sudah cukup terpandang disekelilingnya pada waktu itu.
Berangkatlah Pak Rukhin ke tempat ulama yang sedang ditujunya.
Sebenarnya quota peserta yang ngaji pada waktu itu sudah ditutup oleh ulama tersebut. Tapi teman dari Pak Rukhin ini sengaja mengajak Pak Rukhin untuk tetap ikut dalam pengajian tersebut.
Pengajian pun sudah dimulai. Pak Rukhin dalam isi pengajian tersebut, mencoba untuk merefleksikan mengenai apa yang sedang dikaji ini dengan kehidupan pribadi Pak Rukhin sendiri.
Ternyata apa yang dikaji ini sama dengan kitab yang ditemukan oleh Pak Rukhin di Mushola yang sudah usang sebelum-sebelumnya.
Dalam kisah sebelumnya, ketika Pak Rukhin sedang berada di keluarga pamannya, pak Rukhin merasa kesepian karena ditinggal aktifitas oleh setiap isi keluarga tersebut. Ada yang kerja, sekolah, dll.
Karena kesepian tersebut, pak Rukhin mencoba untuk masuk mushola dan mencoba untuk menghabiskan waktunya di sela-sela kesibukan para penghuni rumah pamannya.
Dalam mushola tersebut, pak Rukhin menemukan sebuah kitab yang sudah usang dan berdebu, yaitu kitab hikam.
Pak Rukhin sebenarnya tidak asing dengan nama kitab tersebut. Hanya saja, beliau belum pernah memiliki karena ketika masih mondok terkendala dengan dengan biaya untuk beli kitab tersebut.
Dibacalah kitab yang sudah bermakna pegon ala pesantren oleh pak Rukhin tersebut.
Beliau mencoba untuk mengkaitkan kehidupannya dengan apa yang ada di dalam kita tersebut. Dan sekarang, beliau sudah mempunyai guru untuk memahami isi dari pada yang ada dalam kitab yang ingin dipelajarinya. Guru tersebut adalah Gus Baha.
Aktifitas ngaji dengan Gus Baha sudah berjalan beberapa kali. Tapi dalam aktifitas tersebut, pak Rukhin masih merasakan keganjalan tersendiri karena beliau masih berstatus santri ilegal.
Suatu ketika, beliau Pak Rukhin menyempatkan dan memberanikan diri untuk sowan matur langsung kalau mau mengaji dengan Gus Baha.
Bahkan, sebelum berangkat sowan ke Gus Baha, beliau Pak Rukhin sempat mempunyai niatan ngetes ke Gus Baha.
Dalam pikiran Pak Rukhin, jika memang beliau (Gus Baha) ini memang seorang ulama, pasti beliau manusia menerima dia sebagai muridnya. Karena Pak Rukhin pada waktu itu masih merasa bodo, dan pastinya seorang ulama menerima santri yang masih bodo-bodo.
Singkat cerita pun berlalu, Pak Rukhin sowan ke ndalem Gus Baha dan meturkan hajat beliau.
Tidak disangka, ternyata Gus Baha memberikan jawaban yang mengejutkan, dan menjadikan Pak Rukhin merasa senang. "Iya, gpp" kata Gus Baha.
Seiring waktu sudah berjalan. Ketika ada pengajian, dapat dipastikan Pak Rukhin selalu ikut dan minta izin ke beliau untuk mengikuti setiap pengajian tersebut. Pada waktu itu izinnya masih menggunakan SMS.
Pak Rukhin juga menuturkan, dalam semasa hidupnya ketika ikut ngaji Gus Baha di Jogja, dapat dipastikan ketika absen tidak ikut ngaji dapat dihitung dengan jari.
Suatu ketika, ketika ada pengajian khusus, pak Rukhin sempat terombang-ambing untuk ikut atau tidak. Soalnya peserta yang ikut ngaji Gus Baha pada waktu itu hanya dikhususkan kepada orang-orang yang sudah benar-benar menjadi kyai.
Pak Rukhin pun memberanikan diri untuk minta izin dan ternyata diizini oleh Gus Baha. Meskipun dalam pengajian tersebut pak Rukhin mencari aman untuk diam saja dalam majlis karena menyadari kapasitas diri yang tidak begitu tinggi dibandingkan peserta ngaji lainnya.
Selain fakta yang benar-benar terlihat oleh pak Rukhin, nampaknya penyataan tersebut dapat dibenarkan secara publik. Pertama dapat diketahui bagaimana kealiman Gus Baha dalam urun waktu yang masih muda.
Dan yang kedua tidak jarang Gus Baha juga memberikan kritikan kedalam pada Kyai-kyai yang dianggap kurang cocok. Tentunya, para kyai yang dimaksud ini bukanlah kyai sepuh.
Source: sarungekyai.my.id
Bagaimana menurut anda saudaraku, mari tinggalkan jejak di kolom komentar dan jangan lupa untuk share berita ini agar yang lain tahu.
Posting Komentar