Mengetahui Apa Itu Toleransi
Kemarin, tepatnya tangggal 23 Desember Habib Husein, Owner Jeda Nulis, menghadirkan obrolan menarik dengan Buya Yahya dan juga pendeta Tomy untuk membicarakan toleransi.
Acara tersebut begitu santai dan mengena dalam dalam hati para penyimak.
Jika ditelisik, faktor layar belakang Habib Husein ingin mengadakan obrolan keagamaan tersebut, karena salah satunya adalah banyaknya kalangan umum yang tidak mengetahui apa itu toleransi.
Kerancuan pengetahuan tentang toleransi ini, berakar banyaknya fenomena 'intoleran', terus ada upaya publik untuk mengantisipasinya dengan wacana 'toleransi' akan tetapi wacana toleransi ini (penulis kira) tidak matang dan malah menjadi kontroversi publik.
Maka dalam hal itu, Habib Husein mengundang Buya Yahya dan juga Pendeta Tomy untuk membicarakan apa itu toleransi.
Malahan, menurut Buya Yahya, toleransi dalam Islam itu sebenarnya tidak ada. Yang ada adalah kewajiban. Seperti halnya kewajiban menghormati tetangga dengan tidak pandang bulu apa agama maupun rasa, sukunya.
Kata toleransi ini sebenarnya ada sesuatu yang kita anggap tidak cocok, lalu kita tolerir (ditoleransi). Seperti halnya pegawai yang telat. Kadang seorang atasan memberikan toleransi kepada pegawai tersebut. Bukan malah ikut budaya karyawan yang telat tersebut.
Sedangan menurut Pendeta Tomy, sebenarnya yang dimaksud dengan toleransi adalah upaya menghargai seseorang yang berbeda pandangan dengan kita. Yaitu yang pihak dari Islam biar menjalankan aktivitas Islamnya, yang dari Kristiani biar menjalankan aktivitas Kristiani nya.
Dan tidak ikut campur dalam dalam aktivitas agama tertentu yang berbeda. Itu namanya tidak toleran, tapi ikut-ikutan.
Pendeta Tomy juga menekankan, bahwasanya beliau sendiri tidak suka dengan istilah 'Pluralisme'. Pluralisme ini menurut beliau adalah menyamakan semua agama adalah sama. Padahal, jelas dari setiap agama itu berbeda.
Yang disetujui oleh Pendeta Tomy ada Pluralistik. Kalau Pluralistik adalah, meskipun berbeda-beda tapi masih hidup harmonis dalam membangun suatu peradaban.
Tentunya, dalam hal ini setiap agama mempunyai privasi masing-masing. Mempunyai prinsip masing masing.
Buya Yahya menekankan, sebernarnya yang dimaksud dengan toleransi ini, adalam umat Islam kuat dengan prinsipnya, non-muslim juga kuat dengan prinsipnya, tapi dapat hidup bersama dengan harmoni.
Pendeta Tomy juga menjelaskan, sebenarnya dalam kepercayaan Kristiani sendiri juga mempunyai batasan-batasan tersebut. Salah satunya adalah dilarang memakan darah, dan juga memakan daging yang telah didoakan dan dikembangkan ke Allah selain yang dipercayai umat Kristiani.
Dan diketahui bersama, bahwasanya bahwasanya umat Kristiani ini banyak sekali yang bertetangga dengan umat Islami. Sehingga dalam hal ini, mereka kewalahan dalam menyikapi umat muslim ketika memberikan daging korban ketegangan Kristiani.
Tentunya dalam hal ini ketentuan atau yang diimani oleh umat Kristiani jangan sampai terganggu oleh umat Islam. Karena setiap orang mempunyai kewajiban untuk menjaga hak privasi agama tertentu.
Hal terpenting lainnya dari ungkapan Buya Yahya adalah, jika seseorang dipaksa untuk toleran menurut dia, berarti dia itu bukan lah orang yang toleran. Karena di situ ada pemaksaan tersendiri.
Source: sarungekyai.my.id
Bagaimana menurut anda saudaraku, mari tinggalkan jejak di kolom komentar dan jangan lupa untuk share berita ini agar yang lain tahu.
Posting Komentar