Analisa KH Luthfi Bashori Soroti Akar Polemik Nasab dan Dinamika Politik di Indonesia
Rabu, 19 November 2025
Faktakini.info, Jakarta - Sebuah tulisan analitis dari KH Luthfi Bashori kembali menjadi perhatian publik setelah mengulas rangkaian polemik sosial-politik yang berkembang sejak kontestasi Pilkada DKI Jakarta antara Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dalam tulisannya, KH Luthfi menilai bahwa drama panjang tersebut tidak hanya menyangkut aspek politik, tetapi turut beririsan dengan isu keturunan (nasab), identitas sosial, hingga narasi keagamaan yang berkembang di ruang publik.
Menurut KH Luthfi, kemenangan Anies Baswedan saat itu memunculkan reaksi keras dari pendukung Ahok. Ia menyebutkan bahwa sebagian pihak menyoroti latar belakang keturunan Arab pada diri Anies, terlebih karena banyak habaib dan ulama yang dianggap mendukungnya. Dalam narasi yang beredar kala itu, muncul pula tudingan yang diarahkan kepada keturunan habaib, termasuk klaim-klaim yang menyebut bahwa sebagian nasab dianggap tidak valid.
Dalam tulisannya, KH Luthfi menilai bahwa rangkaian wacana tersebut kemudian berkembang menjadi isu yang lebih jauh, mulai dari polemik tentang asal-usul masyarakat Arab Yaman, perbandingan Islam Nusantara dan Islam Arab, hingga berbagai teori mengenai keturunan Nabi Adam dan asal-usul manusia Nusantara. Ia menilai bahwa perkembangan narasi tersebut membentuk “drama kolosal” yang terus bergulir dari satu isu ke isu lainnya.
Lebih jauh, KH Luthfi juga menyinggung bahwa salah satu akar polemik nasab yang terus muncul ke permukaan adalah kecemburuan dan sentimen dari kelompok tertentu terhadap nasab keturunan Rasulullah SAW. Ia menyebut bahwa kelompok yang ia identifikasi sebagai Imaduddin bin Sarmana bin Arsa PWI-LS cs disebut memiliki rasa iri terhadap kehormatan nasab para habaib yang merupakan keturunan langsung Nabi Muhammad SAW. Menurut KH Luthfi, sentimen inilah yang turut memperkeruh berbagai narasi yang menyerang martabat keturunan Rasulullah.
KH Luthfi menutup analisisnya dengan menyatakan bahwa polemik-polemik tersebut telah berkembang menjadi episode panjang yang berlangsung hingga kini. Ia menilai masyarakat masih akan terus menyaksikan babak-babak berikutnya dari “drama kolosal” seputar politik, identitas, dan nasab yang menurutnya hanya terjadi di Indonesia.
Sumber: faktakini.info
Bagaimana menurut anda saudaraku, mari tinggalkan jejak di kolom komentar dan jangan lupa untuk share berita ini agar yang lain tahu.

Posting Komentar